Kemarin malam ada pemilihan ketua Aksara baru, aku sampai lupa dulu pernah begitu intens terhadap Aksara, bukan intens, bahkan menjadi keluarga pertama di kampus. Setiap hari ketemu orang-orang di dalamnya. Bahkan 24 jam mungkin kalau weekend, karena diriku tidur di sekre Aksara.
Dulu sekre Aksara sangat rame, 24 jam ramenya, sekarang sudah tinggal kenangan karena bangunannya dibongkar. Dulu sekre Aksara menjadi tempat rapat, melepas penat kuliah, bahkan berkarya bersama. Pokoknya dulu kosan hanya tempat naro baju.
Dan sekarang Aksara udah kepengurusan kelima, cepat sekali ya. Aksara itu baru ada ketika aku hampir segenap kuliah, sebelumnya bernamakan Masjur, masyarakat jurnalistik. UKM pertamaku, masuk karena suka nulis, tapi disana malah jadi apa-apa entahlah hehe
Tapi, diluar itu semua, kekeluargaan masjurlah yang membuatku mengenal banyak orang, dunia perkuliahan lebih awal (karena banyak kakak kelas), dan rasanya berorganisasi. Dulu mungkin terpikir untuk maju jadi ketua Aksara, tapi pas jadi ketua divisi aku merasa tak sanggup, aku pun berpikir, aku bukan tipikal manusia yang suka memimpin. Dari situ aku paling enggan disuruh memimpin sesuatu, apalagi skala besar.
Kemarin malam ada pemilihan ketua Aksara, lihat di grup alumni, ramai mengirim pertanyaan-pertanyaan untuk calon ketuanya, aku yang tidak terlalu suka perihal birokrasi dan embel-embelnya hanya menyaksikan dan mengingat-ngingat kembali masa-masa itu.
Biasanya pemilihan ketua Aksara itu bertempatan di Sekre SC (Student Centre), dimulai sehabis Isya, hingga selesainya, bahkan hingga subuh, jadi anak-anak pada nginep, pemilihan dari musyawara mufakat hingga buntu menjadi voting.
Banyak sekali drama dan argumen-argumen keluar setiap pemilihan, seingatku aku hanya sekali berargumen, itu sudah pencapaian terbaikku. Aku malu sekali dulu berargumen, karena takut tidak penting.
Argumen yang kekeuh itu bisa membuat panjang pemilihan, hingga pagi bahkan. Tentu saja sebelum pemilihan semua calon ketua melakukan pemaparan visi misi dsbnya, lalu setelah itu di persilahkan keluar, nah para pemilih debat dah tuh sampai pagi, lalu ketika menemukan hasil, dipanggil lagi dah calon ketua, biasanya calon ketua udah pada ketiduran di sekre tuh, jadi pas dipanggil lagi mukanya pada beler haha.
Setelah dipanggil, mereka berdiri membelakangai para pemusyawarah, lalu sang ketua sebelumnya membawakan jaket untuk diberikan ke ketua terbaru, terkadang ini masa-masa menyebalkan, suka dilama-lamain dan didrama-dramain, hingga akhirnya sang ketua lama memberikan jaket ke ketua baru.
Lalu selamat dan sepatah dua patah, foto-foto dengan muka pada beler karena menahan kantuk.
Walau begitu, itu seru-seru aja sih. Apalagi mengenangnya, masa-masa belom mikirin duit dan nikah-nikah apalah itu haha
Jadi kapan masjur kumpul lagi? Eh kenapa masjur? Karena anak aksara sebenarnya tidak begitu dekat. Dulu masjur itu hanya wilayah teknik belum tergabung sama manajemen dsb, makanya lebih akrab sama temen masjur, hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu