Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Bukankah itu menyedihkan? Menyisakan luka atau kenang, itu tidak penting, permasalahannya adalah bukankah jika berpisah tidak bisa membuat kenang atau luka itu sendiri?
Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Setelah berlama-lama bersama, menjalin sebuah kisah atau bahkan merajut sebuah mimpi, saling berpikir, bagaimana semua itu akan berhasil, mimpi-mimpi yang tengah dirajut. Bukankah itu menyenangkan?
Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Bukankah rindu itu tidak mengenakan? Bukankah rindu itu menyayat hati? Apalagi rindu yang tak mungkin terbalaskan lagi, perpisahan itu mengkebirinya. Bukankah itu yang tidak kita inginkan?
Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Bukankah segala masalah bisa dibicarakan baik-baik? Bukankah masalahanya yang harus diselesaikan? Bukan perpisahan yang harus diadakan. Bukankah masalah itu akan terus ada? Apa perpisahan itu menyelesaikannya?
Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Bukankah bersama-sama itu bisa saling menyemangati? Bisa saling memberi, bisa saling menertawakan, bisa saling bertukar pikiran, bisa saling menceritakan, bisa saling memikirkan.
Kenapa? Kenapa orang-orang ingin berpisah? Bukankah luka itu selalu ada? Bukankah masalah itu memang selalu ada? Bukankah kepahitan itu selalu ada? Bukankah memang begitu kehidupan? Lantas kenapa harus berpisah?
Kenapa? Kenapa perpisahan itu ada? Kenapa? Ah, aku tidak ingin membencinya, karena pertemuanlah penyebabnya. Tapi, kenapa? Kenapa begitu mudah dan begitu saja? Atau mungkin aku yang tidak tahu, betapa beratnya, betapa sulitnya, berpisah. Tidak, tidak semudah yang aku lihat, perpisahan itu memang selalu sulit.
***
Ada dua kisah yang teringat dikepalaku. Dua kisah ini tentang perceraian. Kisah pertama, di sebuah negara afrika, ada tradisi dimana ketika mereka mau bercerai, mereka harus melakukan perceraian dengan menggunakan pakaian pernikahan mereka dan... Banyak dari mereka akhirnya tidak melanjutkan perceraian mereka karena teringat awal mereka bertemu menjadi satu.
Kisah kedua, ada sebuah cerita seorang wanita meminta untuk digendong ke kamar tidurnya selama 30 hari sebelum melakukan perceraian seperti pertama kali mereka menikah. Sang suami pun melakukannya, selama melakukan itu ia merasa sedih dan teringat berbagai macam kenangan yang telah berlalu. Akhirnya pun sang suami tidak jadi bercerai dengan istrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu