"Bukan dunianya yang sempit, tapi kuasa Allah yang begitu luas." - Ka Cime
(kakak yang selalu teringat ke Sitah, dari gerak-gerik, wajah, dan pembawaan seorang ibu yang penyayang anak-anak, seperti biasa Hilmy selalu mencocok-cocokkan)
*
Hari ini hari terakhir KBM, minggu depan udah akhir semester saja. Tapi bukan akhir KBM yang ingin kuceritakan. Saat itu menjelang shalat ashar, aku mendengar seorang murid yang duduk disebelahku menyebut nama pondok adikku. Aku yang ngeh, lantas menghampirinya dan menanyakan.
"Anak ustadz disana?" tanyaku.
Sang ustadz menjawab. "Iya, kenapa?"
"Wah adik-adik saya di sana juga Ustadz."
"Oh ya? Siapa namanya?"
"Salma-Qonita."
"Wah iya, itu temennya anak saya."
Singkat cerita ternyata anak pertamanya itu satu angkatan dengan adikku yang kembar, sementara itu anak keduanya kakak kelas adikku yang ketiga--si Aufa.
Sebelumnya aku beberapa kali ngobrol dengan beliau, katanya beliau tau tempat tinggalku, dan ternyata beliau kenal dengan tetanggaku, yang juga teman abiku. Dan ternyata, setelah tahu adikku, beliau pernah ke rumahku, dulu waktu sama-sama ingin mengunjungi pesantran adikku dan anak beliau.
Jadi abi dan umi kenal sama beliau begitupun sebaliknya. Aku terkejut, tidak menyangka sekecil itukah dunia? Tapi, ketika aku berpikir bahwa dunia itu kecil, aku jadi inget kata-kata ka Cime, bahwa bukan dunia yang kecil tapi kuasa Allah yang begitu luas. Dan sekarang aku merasakannya, kuasa Allah yang mempertemukan aku dengan orang-orang yang tidak sangka ternyata ada hubungan entah kenal dengan adikku, atau umi abiku, atau teman-temanku, saudaraku dan banyak lagi yang terkadang buat tidak menyangka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu