Sabtu, 14 Juli 2018

Atas Izin Allah

Jika Allah mengizinkan makan ayam siang itu, bagaimanapun yang terjadi pasti makan ayam.

***

Siang itu sepulang dari masjid, ka Ardhi bertanya kepadaku. "Udah makan My?" Aku yang memang belum makan siang dari kantor lantas menggeleng.

Tiba-tiba kak Ardhi cengengesan. Aku menatap heran, lalu dia berkata. "Wah, coba lihat deh ke tempat makan." Biasanya kantor setiap selasa, rabu, jumat ada makan siang, hari ini hari jumat harusnya tidak ada masalah apapun di tempat makan.

Belum genap aku ke meja makan, kak Ardhi sempat menahanku dan menunjuk ke arah ruang dimana aku kerja dan berkata. "Itu ada ayam, berdua sama pak Dayat (salah satu rekan kerjaku juga)."

Jelas aku semakin heran, ini kenapa? Ada apa? Aku tidak tahu apa-apa. Pas sampai aku ke meja makan, ternyata oh ternyata ayam suwir untuk soto telah ludes, tak bersisa, hanya beberapa tulang yang akhirnya kuambil dengan terpaksa dan meringis. hiks.

Ternyata ayamnya habis, dan beberapa orang datang ke tempat makan dan menatap kecewa. Tumben makanan tidak mencukupi? Biasanya berlebih malah... Aku hanya tertawa saja saat itu.

Pas sampai ke ruanganku, setelah mengambil makan seadanya, aku tersadar kenapa kak Ardhi bilang ada ayam dan bisa bagi dua denan pak Dayat, rupa-rupanya karena ayam di meja makan habis toh. Akhirnya ayam kubagi dua dengan pak Dayat.

Aku yang hari rabunya mengeluh kok makanan akhir-akhir ini kurang manteb ya, maksudnya pemilihan lauknya kurang menarik seleraku hingga aku makan sedikit, kadang malas, dan akhirnya aku jadi gak enak badan sendiri.

Namun, disaat makanannya enak, ayam, eh malah habis duluan... hiks...

Sorenya, aku mampir ke kantor sebelah yang diisi oleh rekan-rekan kerja lainnya, kita cerita-cerita hingga mengarah ke masalah ayam siang itu yang habis terus aku cerita yang entah kak Ardhi dapat ayam dari mana lantas memberikannya kepadaku dan pak Dayat. Lalu, sore itu, aku dan mas Latif yang jadi lawan bicaraku, menyimpulkan. "Berarti memang siang itu, Rezeki Hilmy makan ayam. Mau darimana pun itu, rezekinya makan ayam." Aku cengengesan.

"Meskipun aku tidak dapat dari kak Ardhi dan terpaksa membeli ayam karena untuk menambah selera makan, berarti memang siang itu Allah tetep mengizinkanku makan ayam ya?"

Kita tertawa.

Lalu kita main PES hingga maghrib tiba, dan aku menang banyak. Oh ya, semoga istrinya mas Latif dimudahkan proses kehamilannya hingga persalinan dan hingga membesarkanna ya, mas Latif yang sibuk akhirnya gak bisa nongkrong sama anak-anak lagi, malam itu gak jadi makan keluar bareng, akhirnya aku pulang, membatalkan semua janji-janji, duh maaf teman-teman, tiba-tiba gak enak badan menerjang lagi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu