Minggu, 08 Juli 2018

Berjuang Kepada Allah

Hari ini, tumben-tumbenan abi ngomong banyak kepadaku. Bermula dari dengerin potongan kajian di Instagram, ummi mengoceh lalu abi menimpal. Terjadilah obrolan lumayan panjangan dengan abi, walau beberapa senggang, abi terus melanjutkan ceritanya, perjuangannya.

Ah, rasanya malas sekali belajar tuh, aku bukan pembelajar yang baik, tapi aku pembelajar yang licik hehe. Abi dan ummi cerita perjalanan belajarnya yang jauh, dengan kendaraan seadanya dan membandingkan dengan keluhku pagi itu.

Lalu, aku luluh, hatiku yang sedang berkecamuk, luluh dengan kata-kata panjang abiku, aku pun memutuskan untuk menuruti apa kata abi ummi ku. Ya, mungkin akhir pekanku tidak akan pernah gabut lagi, semoga ini menjadi keberkahan sendiri untukku dan orang-orang sekitarku karena nggak akan aku ganggu untuk main dan main hehe

Setelah semua oke, lalu ummi dateng ke kamar, dan berkata. "Kata abi, kalau kamu 2 tahun menyelesaikannya, kamu boleh deh nikah."

Aku mendengarnya, rasanya aku tidak suka, padahal dulu-dulu seneng aja bercanda soal nikah-nikah, tapi kali ini rasanya tidak enak sekali di denger. Mungkin aku mulai muak? Lalu aku menjawabnya.

"Nggak usah, Mi. Nanti mimi niatnya karena pengen nikah lagi ngelakuin semua ini."

Aku yang baru saja dihempaskan akan kekecewaan terhadap manusia, sudah sepantasnya belajar dan mengimplementasikannya, dan ini waktu yang tepat untuk berjuang hanya kepada Allah, untuk Allah. Lah, riya ya jadinya ini?

Sebenarnya ingin menceritakan rantaian peristiwa yang cepat di minggu ini, yang begitu banyak pelajaran buat diriku pribadi, dan catatan ini akan menjadi bukti atau saksi, bahwa karena Allah tidak akan mengecewakan.

Rasanya lelah sekali kecewa-kecewa tuh, apalagi kalau niatnya biar orang menjadi respek terhadap kita. Padahal kata-kata orang yang sering sekali menghalangi kita mendapatkan hidayah. Begitu kata Ustad Budi Ashari di pagi itu yang buat ummi terngiang-ngiang, jangan denger apa kata orang, maka dia akan menghambatmu. Tentu saja orang-orang yang menilai kita tidak dalam kacamata Islam.

Nah, mungkin kalau niat berjuangnya kepada Allah saja, mungkin apa kata orang jadi nggak pengaruh kali ya? Toh, yang kita butuhkan adalah penilaian dari Allah bukan? Sungguh rentetan yang memberi banyak pelajaran untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu