Minggu, 08 Juli 2018

Ikhlas kepada Allah

Berdamai dengan hati ada formulanya.
Ya, setelah gelisah tiada tara. Ternyata memang semua itu butuh waktu... Terus sabar... Terus memaafkan... Terus bilang ke Allah, tolong dijaga ya Allah. Jangan, jangan terulang lagi, sedikit pun, aku mohon please...

Ikhlas, seperti surat al-ikhlas yang tidak terselip pun kata ikhlas di dalamnya, tapi ikhlas. Ikhlas itu jauh, jauh lebih sulit... Kalau sabar kadang masih bisa tersulut emosay, tapi kalau ikhlas harus benar-benar merelakan apapun itu... Kalau bersyukur itu gimana? Sama-sama rela gak sih?

Apa jenjangnya bersabar, bersyukur, lalu mengikhlaskan? Ya intinya tuh dari sabar... Biar waktu yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, sakit-sakit, dan kebimbangan-bimbangan di masa sulit itu. Karena semua pasti pernah berada di titik sulit bukan?

Nah, justru orang hebat tuh bukan orang yang berhasil, kalau bagiku, orang yang bisa bangkit dari jatuhnya. Entah kenapa, selalu berpikir, mendapatkan itu mudah saja, tapi menjaganya itu susah, apalagi kalau terjatuh, bangkitnya itu perjuangan banget...

Pernah dulu kecewa banget sama diri sendiri, menatap sedih temen-temen yang udah sidang, sementara aku belum padahal diniatkan untuk lulus lebih cepat, terus kalah di lomba, rasanya demotivasi banget, jatuh banget... Tapi, kebangkitan itu rasanya nikmat sekali ternyata... Apalagi comeback, epic comeback setelahnya!!! Luar biasa hehe

Ya, jadi sabar, waktu terus bergulir, berpikir positif... Susah emang, ngomong mah gampang, pas terjadi, ya Allah kumaha ieu teh? Kok perih sekali hati, rasanya nggak sembuh-sembuh, rasanya kayak dihempaskan begitu saja.

Tapi, orang ingin mendapatkan kenikmatan selalu butuh perjuangankan?

Jadi siapa yang mau aku perjuangkan? Sini sini... Lah eh... Haha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu