Selasa, 24 Juli 2018

Tergerus Waktu

Menikah dengan orang yang belum disukai.

Jadi inget, waktu itu ke Bandung. Ngobrol-ngobrol soal nikah sama adek kelas, ah, menikah lagi menikah lagi. Tapi yasudahlah. Kali ini adek kelasku yang bercerita tentang temannya.

Temannya masih kuliah, seangkatan dengan adek kelasku. Tapi, ternyata orang tuanya sudah menerima tamu spesial untuk Lia (sebut saja temen adek kelasku itu Lia). Lia belum diberitahu, ternyata ayahnya setuju dan begitulah Lia dan pasangannya menikah.

Ternyata, pasangannya Lia itu sangat pendiem. Sementara Lia-nya yang agak syok dengan kenyataan dia menikah dengan orang yang benar-benar tidak dikenal dan harus LDR karena Lia masih kuliah sendiri membuat Lia semakin bingung.

Lia ke tempat suaminya terbilang jarang, sementara itu di ponsel Lia jarang sekali dikontak oleh suaminya. Perasaan Lia semakin bingung, ini gimana ya? Aku saja yang mendengernya gemes, lah ini kan si prianya yang mau nikahin Lia, tapi masa gak suka? Masa cuek gitu? Masa gak nanya kabar atau apa?

Lia pun berinisiatif yang memulai semuanya, dari sering mengontak, hingga setiap pulang berusaha ajak ngobrol. Biasanya setiap pulang Lia hanya menyiapkan makan dsb, tapi sedikit sekali interaksi. Dari hari ke hari dan ke hari. Segala upaya dicoba oleh Lia, Lia pun sendiri terus berusaha untuk menyukai suaminya, yang saat itu dia benar-benar belum menyukainya walau sudah menikah.

Hingga akhirnya, sang suami pun luluh, perlahan interaksi terjaga, lalu perhatian-perhatian mulai muncul. Tak jarang mereka pergi berdua. Perlahan-perlahan itu juga Lia mulai menyukai suaminya. Lia dan suaminya pun mulai sebagaimana khalayak umumnya pasangan suam istri. Mereka udah sering romantis dan bercerita ke adek kelasku dengan malu-malu tapi lucu gitu.

Pada akhirnya, rasa suka itu ada, hanya butuh waktu dan pembiasaan.

Rasanya memang unik, menikahi orang yang belum disukai, jika dilihat realita zaman sekarang rasanya aneh saja, seperti perjodohan. Tapi, begitulah mencintai karena Allah kali ya? Karena mereka pasangan suami istri, mau tidak mau mereka harus saling menyukai, mencintai, dan menyayangi dan semua itu karena Allah?

Aku aku tidak paham aaaaa, tapi cerita itu membuatku juga paham, kenapa ummi mau sama abi walau terkejut tenryata abi itu gini gitu toh haha. Gini gitu tohnya itu bukan buruk, tapi ummi belom suka saat itu, hingga akhirnya waktu yang menggerus keraguan itu.

Terus tadi baca twitter temen perihal menyukai atau mencintai. Isinya tuh kurang lebih ada seseorang berkata kepada temenku dia tidak bisa mencintai seseorang sepenuhnya, karena di hatinya cinta kepada Rabb-nya selalu lebih besar dari cinta kepada mahluk-Nya.

Rasanya aku sering denger, tapi tetep aja bisa ngomong langsung begitu keren, gak kebayang godaan syetan gimana yekan~

Ya, jangan salahkan diriku ngomong cinta-cintaan ya, karena akhir-akhir ini obrolan ini benar-benar memenuhi kepalaku. Benar-benar memenuhi... Hiks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu