Kamis, 19 Juli 2018

Umi dan Tawanya

Tampaknya suka sekali topik di kantor nyambung dengan obrolan di rumah. Pas di kantor kak Wahyu bilang tentang tabiat wanita yang multitasking bisa ngurus ini itu. Terus pas di rumah umi cerita tentang wanita yang multitasking. Umi cerita dengan antusias dan pembawaan ceria, umi memulainya dengan membicarakan tabiat wanita itu.

"Jadi memang wanita tuh bisa multitasking, bisa masuk, terus nyuci, terus momong anak." Kata Umi yang pembawaannya sambil cengar-cengir. Aku dan abiku masih menunggu kisah selanjutnya.

"Nah, terus, murid umi pernah cerita, jadi tuh ada ya, wanitanya kan mau masak lalu suaminya disuruh momong anaknya tuh. Terus pas dicariin ke sekeliling rumah gak ketemu, eh pas ke kamar mandi, tau taunya yaaa...." Kata umiku yang masih bersemangat, aku menantikan lucu dari cerita ini, karena umiku benar-benar bersemangat sambil ketawa-tawa.

"Tau-taunya..." Lanjut umiku. "Anaknya di ember itu, mati."

Hmm... aku dan abi aku mendadak protes. "Umi mah, ini cerita serem banget, kirain anaknya gimana gimana gitu karena diurus ayahnya, ternyata mati."

Umi aku ketawa saja, memang karakter umi tukang ketawa. "Ya, abis begitu ceritanya, ayahnya malah main hp, gak mau ngomong anaknya."

Aku gemes rasanya. Ah untung umi orang yang selalu ketawa dengan kegaringan anaknya ini.

Tapi tetep, abi aku dan aku tidak terima dengan cara umi bercerita. Lalu abi aku bilang, "Tau gak hil apa hikmahnya dari cerita umi?"

"Apa?"

"Kalau sama umi, cerita serem apapun bisa dibuat ketawa sama umi."

Ya, begitulah umi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu