Rabu, 27 Maret 2019

Akan Tekad Yang Terus Diupayakan, Akan Mimpi Yang Terus Diwujudkan

Aku percaya, dibalik orang-orang hebat atau cerita-cerita hebat pasti ada lumuran darah yang menyesakkan hati. Walau tak semuanya yang menyentuh hati, tapi tetap saja patut diapresiasi.

Hal itu tak kusangka juga terjadi oleh beberapa hal-hal viral belakangan ini, kupikir mereka memang beruntung saja bisa menjadi viral, tapi oh ternyata cara kerja kehidupan tidak selucu itu.

Aku benar-benar tertawa puas melihat tiga anak kecil dengan bahasa jawa ngapaknya yang sering beredar di instagram, facebook, atau pun youtube. Pertama aku melihatnya, kupikir ini lelucon sesekali saja, tapi ternyata mereka buat banyak dan luar biasa aku tidak habis pikir mereka membuat semua lelucon itu dengan usia masih kecil-kecil begitu.

Penasaran membuat diriku menonton beberapa talkshow ketiga anak kecil itu. Ternyata mereka tidak hanya bertiga, ada seorang dewasa yang biasa disebut pak RT, pak RT itu yang membimbing mereka bertiga. Lalu kisah demi kisah terurai dengan merdu, dan tentu saja haru.

Jika kamu tinggal di desa, apakah kamu terpikir untuk pergi ke kota dan mengikuti audisi akting? Ah, tentu saja itu tidak di kepalaku. Tapi, pak RT ini rupanya sungguh spesial. Beliau ke kota untuk menjadi seorang artis.

Singkat cerita, rupanya beliau masih belum dijodohkan untuk menjadi seorang artis. Akhirnya dia pulang ke kampungnya, tapi rupanya namanya mimpi selalu memercikkan asa sekecil apapun. Ia terus mencari orang-orang untuk direkam atau dia pun ikutan berakting.

Namun, semuanya masih belum berhasil. Walau beliau harus ke kota untuk mengupload semua video yang telah ia buat, karena di desanya sinyalnya tidak memadai. Beliau tetap melakukannya dengan jumlah puluhan mungkin ratusan video yang sudah dibuat.

Saat bercerita itu, beliau menangis. Salah seorang anak kecil yang beliau didik itu pun menangis. Mereka paham betul getirnya perjuangan itu, hati-hati yang telah dipupuk sedemikian kokohnya pun runtuh oleh kisah-kisah masa lalu yang terurai kembali.

Akhirnya beliau cerita, berhasil mengumpulkan ketiga anak itu, dengan berniat menunjukkan kehebatan Indonesia lewat pemandangan yang indah dan keasrian budaya-budaya yang ada, beliau membuat potongan-potongan komedi yang unik.

Beberapa kalimat yang terulang-ulang belakangan ini dari host talkshow itu adalah "Kita tidak akan mampu mengalahkan film-film hollywood, karena itulah kelebihan mereka. Tapi, kita, kelebihan kita ya keindahan Indonesia dan segala budayanya. Seharusnya, kita menggunakan kelebihan kita untuk menunjukkan kepada dunia." Kurang lebih, yang kutangkap seperti itu.

Benar saja, beberapa kali aku menatap film-film Indonesia yang berusaha untuk meniru film Hollywood rasanya seperti nanggung, bahkan tak banyak yang terkesan memaksa. Terkadang mungkin kita memang tidak tahu apa yang ada di diri kita sendiri, sehingga kita terlalu sibuk mengikuti orang lain yang mungkin bagi kebanyakan orang itu keren.

Kita mungkin lupa kelebihan apa yang mampu kita suguhkan pada dunia, lalu kita fokus untuk bisa hebat seperti orang lain. Kita pun lupa diri, dan tidak menjadi apa-apa selain pengikut sejati. Pengikut yang tidak akan pernah lebih hebat dari apa yang diikuti.

Bicara tiga bocah jawa ngapak itu, aku pun bertanya-tanya, dari manakah keberanian mereka untuk melakukan semua itu? Sudah banyak video mereka beredar, tak sedikit yang viral. Penontonnya sudah berjuta-juta dan sekarang mereka tayang di salah satu stasiun televisi swasta.

Jika mereka hanya kebetulan, ku pikir mereka tidak akan bisa sejauh ini. Apa ini yang dimaksud ditakdirkan untuk menjadi sesuatu itu? Mungkin memang itu jalan hebat mereka. Terpasti, mereka memang mempunyai bakat, juang, dan asa untuk semua itu. Mereka layak mendapatkan semua itu.

Termasuk pak RT yang telah membimbing ketiga anak itu, telah tidak putus asa akan asanya. Hingga akhirnya dengan sangat pantas menerima apa yang dituainya. Langit-langit dan gunung-gunung mungkin telah menjadi saksi bisu perjuangannya.

Dan sekali lagi, aku tidak pernah habis pikir orang yang memberanikan diri untuk pergi dari desanya menuju kota dengan tujuan untuk menjadi artis, untuk melakukan audisi. Izinkan aku bertepuk tangan akan tekad-tekad yang terus diupayakan, akan mimpi yang terus diwujudkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu