Selasa, 19 Maret 2019

Sajak dan Irama

Dulu kalau aku lagi sok-sokan nulis kata-kata bersajak aku selalu merasa yang kutulis seperti tidak hidup. Apalagi saat membanding-bandingkan dengan lagu band indie yang liriknya bersajak indah dan memiliki irama yang menggugah. Lalu aku kepikiran untuk bisa memainkan musik dan membuat tangga-tangga nada untuk mengiringinya.

Tapi, sayang, aku memang sudah mempatri bahwa seni musik adalah yang paling susah dalam hidupku. Aku pernah belajar bermain gitar, tapi ya begitu, jariku tuh terlalu mungil imut gitu jadi rasanya kayak tersiksa sekali (padahal ini bukan sebuah alasan), akhirnya bisa sih kunci-kunci dasar dan memainkan satu dua lagu, salah satunya lagi Elvis yang Can't help falling in love.

Kalau dulu sempat sok-sokan ngeband juga, mainnya bass biar lebih gampang. Tapi ternyata yang ku pelajari adalah bermain bass paling dasar... Karena pada hakikatnya kunci bass adalah kunci gitar juga. Namun beda cara memetik dan mainnya saja. Aku pun tidak belajar dengan serius, lebih asyik-asyikan saja bermain dengan teman-teman.

Aku paling ingat lagu yang sering kita bawain ketika di studio itu adalah lagunya Ungu yang Demi Waktu. Dulu juga aku cuman bisa memainkan gitar lagu Demi Waktu doang. Merasa tak berbakat dan tak terakomodir oleh lingkungan, akhirnya aku hanya buat iseng-iseng jari saja kalau ada gitar, tidak belajar dengan rutin atau serius kayak beberapa temanku lainnya.

Tapi, ketika aku melihat band indie sekarang, melihat beberapa puisi diiringi dengan irama petikan gitar atau semacamnya, aku merasa ingin sekali bisa membuat lagu sendiri, membuat lirik sendiri lalu memberi iramanya juga, atau paling tidak bisa diiringi dengan nada petikan yang sederhana.

Ah, tapi tidak ada waktu yang bisa ku luangkan untuk itu. Terkadang sok-sokan membuat sajak-sajak saja sudah patut aku syukuri karena masih bisa kepikiran untuk membuat hal begituan. Beruntung juga sih adanya band indie sekarang yang karyanya itu mewah-mewah.

Lirik yang indah nan menginspirasi, nada-nada yang unik nan menyenangkan, menjadi obat diri ini yang tak mampu membuat hal serupa. Salah satunya tak sengaja dengar ketika memilih kumpulan musik di sebuah aplikasi musik online, namanya Ruang Baca, entahlah nadanya unik dan liriknya itu bagus-bagus.

Sempat beberapa hari, mungkin juga minggu, mendengarkan lagu mereka-mereka saja. Rasanya lucu saja gitu, ada juga yang lainnya kayak Dialog Senja, Elegi, Sendjagurau, Matter Halo, dan masih banyak lagi!!!

Walau terkadang bertanya-tanya, itu mereka bisa survive selama ini apa emang karena ngeband aja atau gimana ya?

Tapi, sekali lagi mereka itu keren dan membuat warna musik Indonesia terlihat mewah. Karena selama ini aku merasa lagu Indonesia itu liriknya terlalu biasa dan kisahnya cinta-cinta lawan jenis mulu... Jadi pas melihat mereka-mereka, rasanya indah aja gitu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu