Kamis, 28 Maret 2019

Surat Cinta dari Pria Yang Telah Memilihmu

Dari suami.

Ku hanya ingin mendengar segala ceritamu sehari ini, walau kamu ceritakan berulang-ulang kali tak mengapa. Walau cerita yang kamu utarakan hanya itu-itu saja pun tak masalah. Aku akan mendengarkan dari berbagai macam ekspresimu, dari segala sebal dan gemasmu, dari tawa dan tangismu.

Walau kamu pasti tahu, mungkin aku tak pandai mengomentari kisahmu atau memberikan saran untuk kisahmu. Tapi yang kutahu, kamu hanya butuh waktuku, perhatianku, dan diriku untuk berada di sisimu. Kuharap itu benar.

Jika kamu ingin tahu apa yang kuingin lakukan untukmu? Akan aku ceritakan sedikit. Sebagai pria yang telah memilihmu, bagiku tidak ada waktu yang mampu mengaburkan isi kepalaku akan dirimu. Akan betapa hebatnya dirimu untuk membantuku, yang mencurahkan segala usaha untuk membuatku merasa tenang setiba pulang dari berpetualang.

Aku pun tidak habis pikir, bagaimana kamu menghabiskan waktumu untuk mengerjakan yang mungkin bagiku sungguh menyebalkan, aku mungkin akan menjadi gila jika melakukan apa yang telah kamu lakukan itu. Berulang-ulang kali, setiap hari, tapi kamu selalu menghadirkan senyuman indah setibanya aku di persinggahan, dan aku paham betapa banyak kata-kata terbenak di kepalamu, jadi aku akan selalu ingin mendengarkan kisah-kisah yang tertahan sepanjang fajar hingga senja terbenam.

Sebagai pria yang telah yakin untuk melanjutkan hidup bersamamu, aku ingin jadi sahabatmu, aku ingin selalu berada di sisimu. Kemana pun kamu ingin pergi, aku ingin akulah yang akan mengantarmu bak cinderella dengan kereta kencananya. Dimana pun kamu berada, aku ingin yang selalu menyediakan payung saat hujan datang, atau memberikan jaket saat dingin mulai menyelimuti. Kapan pun kamu butuh bantuan, aku ingin akulah orang yang pertama membantumu, bahkan sebelum kamu berpikir kamu butuh bantuan, aku ingin lebih dahulu membantumu. Apa pun keresahanmu, aku ingin selalu tersedia mendengarnya dan membuatmu tenang, walau terkadang tidak memberi jawaban, setidaknya izinkan aku memberikan pelukan hangat dan satu kecupan. Kuharap itu membuatmu lebih baik. Bagaimana pun yang terjadi, aku ingin selalu menjadi pria yang berdiri tegak di depanmu, menepis semua beban berat yang mungkin akan menerpamu, atau lelah yang mungkin menyelimutimu.

Tapi, kamu pasti tahu, aku belumlah sehebat itu. Jadi, sebelum semua itu, aku ingin meminta maaf, jika aku masih memiliki terlalu banyak kekurangan. Mungkin aku tidak selalu bisa menjawab pikiran-pikiranmu yang belum terungkap itu. Sebagaimana orang bilang, mungkin aku masih belum peka akan apa yang kamu inginkan. Jadi, ceritakan sedikit agar aku mengerti.

Sebagai pria yang telah setuju akan mimpi-mimpimu, aku ingin terus berupaya akan apa yang kamu impikan itu tercapai. Karena aku tahu, betapa beratnya menunda mimpimu itu dengan menjadi pendamping hidupku, untuk membantu diriku, untuk selalu menyemangati saat mimpi burukku tiba, untuk selalu tertawa di saat sedih berkepanjangan menghinggapiku, dan untuk selalu mendorongku saat aku merasa telah kalah.

Aku tahu betapa inginnya kamu. Betapa banyak waktu yang kamu pupuk untuk semua mimpi-mimpimu. Dan aku, orang yang baru hadir dalam kehidupanmu belum lama ini tak mungkin mampu menggugurkan bunga ketika musim semi datang. Jadi, ceritakan sedikit mimpimu, biar aku tahu, biar aku bisa membantumu, biar aku bisa mendampingimu dalam mewujudkan mimpimu.

Sebagai pria yang telah memilihmu sebagai ibu dari anak-anaku. Ah, aku tidak tahu lagi kata yang tepat untuk bagian ini. Kamu adalah ibu terbaik yang bahkan melebihi bayanganku. Bagaimana kamu bisa betah menghadapi si kecil itu hingga sekarang? Bagaimana kamu tetap menggendongnya di tengah malam yang berkepanjangan itu. Bahkan tak sedikit kamu tertidur lelah dan harus terbangun saat si kecil merengek di tengah malam.

Mungkin, aku belum terlalu bisa bantu banyak untuk mengurangi bebanmu dalam mengurus anak-anak kita. Tapi, izinkan dan berikan aku kesempatan itu. Ajarkan aku bagaimana cara menggendong hingga membuat anak-anak kita menjadi manusia-manusia yang tangguh.

Terkadang, pria itu cukup kikuk saat harus berhadapan dengan anak-anak. Tapi, dengan kebesaran hatimu, kamu selalu mengingatkan aku betapa pentingnya seorang ayah bagi anak-anak kita. Dan kamu selalu mendorongku untuk selalu ada dan memberikan yang terbaik kepada anak-anak kita. Untuk menjadi ayah yang teladan bagi anak-anak kita.

Aku pun, ingin selalu membersamai dirimu saat anak-anak kita perlahan mulai tumbuh hebat.

Aku tak pandai menutup suatu hal dengan baik, tapi mungkin ini sedikit dari jutaan hal yang ingin aku sampaikan, jika suatu waktu aku diizinkan menulis ini lagi, aku harap isinya berbeda dan tentu saja membuat senyummu merekah-rekah.


Salam Cinta.

Suami.


***

Malam itu aku bertanya, apa sih yang ada di pikiran seorang pria sebagai suami terhadap istrinya? Akan apa yang ingin suami lakukan atau suami diperlakukan oleh istrinya. Ku pikir, jawabannya terlalu sederhana. Jadi izinkan aku menguraikannya.

Dan kamu tahu apa jawaban sederhana itu?

Ingin selalu mendengar ceritanya dan ingin selalu ada untuknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu