Sabtu, 09 Maret 2019

Soal Mimpi dan Rasanya

Waktu itu aku ingat zaman SMP kelas 3, aku mulai punya buku diary terus mulai iseng tukeran biodata-biodata. Kalau dipikir-pikir kok kecewekan banget ya, tapi tak apa, herannya lagi padahal tulisanku jelek tapi kok berani ya nulis biodata pakai tangan...

Beberapa teman dekat pun berhasil ku pinta biodatanya, dari kita tuh deket banget, sampai ya yang kita anggap kita teman (ini jahat banget...) Well, di biodata kita nulis semua tentang kita, dari makan, minum, hobi, mimpi, sampai quote-quote yang mungkin sok bijak-bijak gitu.

Begitu pun aku saat diminta biodata oleh beberapa temanku. Aku menulis apa yang aku suka, apa yang aku inginkan, apa yang aku bayangkan tentang diriku sendiri. Rasanya dulu itu semua hanya buat senang-senang, tidak ada tujuan lebih selain mengisi diary dengan tulisan teman-teman dan perihal teman-teman.

Lalu, beberapa tahun lalu ketika kuliah, buku diary (binder) itu aku gunakan sebagai buku kuliah, alhasil masih ada tulisan teman-temanku dan segala mimpinya. Terus aku iseng membaca ulang, terus aku mendapati punya seorang temanku yang waktu itu di biodatanya tertulis kuliah di Universitas Indonesia. Aku membacanya tersenyum-senyum. Dahulu, ketika SMP temenku itu menulis kuliahnya di UI (Universitas Indonesia) dengan penuh percaya diri, dan sekarang dia benar-benar di UI.

Waw.

Aku iseng foto terus kirim ke temenku, dan rasanya tuh kayak... Entahlah, mungkin mimpi menjadi nyata kali ya?

Sesuatu yang kita impikan, atau kita canangkan tercapai. Rasanya memang luar biasa.

Kemarin Mas Salingga juga bilang gitu, dia nyuruh diriku membuat target dan aku berjuang untuk itu, lalu dia bilang. "Lu jangan bayangkan sekarang, tapi pas lu udah di titik target itu, lu pasti bakal takjub sama diri lu sendiri, rasanya benar-benar luar biasa, gue udah ngalamin itu!"

Benar, bagiku omongan Mas Salingga itu sangat benar. Sebuah target untuk kita capai, dan saat kita di sana, rasanya pasti amat luar biasa. Walau terkadang masalahnya adalah kita ragu untuk memberi target, ragu untuk bermimpi. Mungkin, karena takut terbebani, takut ternyata kita teralih.

Tapi, bukankah mimpi atau target itu agar kita punya tujuan? Agar kita bisa membangun rel yang tepat? Agar kereta yang melaju tidak kebingungan dan akhirnya serampangan menuju jurang?

Terus beberapa waktu ini iseng cari-cari soal mimpi beberapa teman. Dari beberapa teman mimpinya sudah mencangkup tahun-tahun kemarin dan tahun ini beserta tahun berikutnya. Aku tersenyum-senyum sendiri dan bertanya-tanya, ini mereka tercapai nggak ya? Apa masih inget nggak ya? Rasanya gimana ya tahun-tahun yang sudah berlalu namun tidak tercapai? Atau yang sudah tercapai? Atau tersadarkah mereka pernah bermimpi dan sekarang sedikit lagi mereka capai?

Lalu aku bertanya sama diriku sendiri, lah mimpiku kemana ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu