Bagaimana melakukan tanpa memberi arti sesuatu? Bagaimana semua memang karena ingin dilakukan saja. Cukup sampai disitu.
Apakah lari adalah sebuah kesalahan? Pencarian memang terkadang tak kenal siang maupun malam.
Bagaimana jika memang semua diatur sedemikian mengerikan agar tersadar? Siapa yang tahu, jika itu adalah masa depan. Mahluk-Nya tak tahu menahu. Bahkan jin pun tak tahu.
Bagaimana lari itu menjadi kenyataan? Sementara diriku menjebak diriku sendiri. Dengan prasangka-prasangka yang mengerikan, tanpa sadar, terjebak diri sendiri.
Apa yang lebih penting dari kesadaran?
Saat itu hujan tak lebat, gerimis halus menyapu lembut tubuh. Banyak waktu telah terbuang, oleh jebakan yang kumakan sendiri. Oleh jutaan hal menghantui, yang kupikir telah berakhir, segera berakhir, akan berakhir, tapi nyatanya tidak.
Hingga ku lelah, dan sebentar lagi mungkin menyerah.
Terkadang aku bertanya, bagaimaa caranya mengulang saat di persimpangan? Bagaimana arah ini tidak jadi kuambil, ah tapi bukankah ini sebuah kosekuensi?
***
Akhirnya mencapai batas tubuh, selamat istirahat semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu