Pernah sewaktu lagi ngaji di kantor ketika bukan giliranku aku memalingkan sedikit fokusku ke hal lain. Sebenarnya itu terblang lumrah, karena sebelum-sebelumnya teman-temanku pada melakukan hal serupa.
Tapi, tidak waktu ini, saat itu Boy menoel bahuku dan berkata. "Ngaji dulu bentar." Katanya dengan halus, aku terkejut dan jadi malu. Aku pun kembali mengalihkan fokusku ke ngaji lagi dan mulai dari hari itu aku selalu kebayang ketika mengaji terus ada pesan masuk harus fokus lagi ke bacaan dan matikan internet.
Hingga akhirnya aku melakukan yang sama di ruang Yawme, pada akhirnya ngaji di ruang Yawme menjauhkan diri dari laptop dan fokus memperhatikan bacaan dan artinya, bahkan hingga membahas ayat-ayat yang sempat dibaca.
Tidak hanya itu, jika shalat dia selalu berangkat duluan bahkan sekalipun itu saat rapat. Dia selalu memulai sunnah dan mengakhiri dengan sunnah pula. Shalatnya sangat tenang kulihat, tak sedikit ia berdoa agak lama namun tampaknya dalam.
Tak sedikit pula aku melihat tetesan air mata di doanya, terkadang ia enggan balik duluan untuk berlama-lama di rumah Allah.
Aku juga pernah kena tegur lagi ketika bercanda terkait kata-kata "Man Rabbuka?" awalnya tidak bercanda tapi tiba-tiba kenapa keluar kata-kata itu pas lagi bercanda. Lalu Boy menegurku dan bilang. "Jangan dibuat bercanda." Katanya halus.
Dia pun sering bertanya terkait dunia Islam, lebih rajin dan giat bahkan.
Yang perlu kalian tahu, dia seorang mualaf. :")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu