Kamis, 27 Desember 2018

Membersamai

Seperti kebanyakan ungkapan setelah lama berbincang dan batasan menghentikan perbincangan itu. "Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya!" entah apa itu pembatasnnya, mungkin jarak, mungkin waktu, mungkin kisah, atau mungkin usai merindu. Dan juga entah kapan obrolan itu akan berlanjut lagi, karena sejatinya kapan adalah variabel yang belom ditentukan.

Biasanya akhir menyimpan kesedihan, tapi kali ini tidak. Sebuah kisah pasti berawal dan berakhir, dan setiap akhir pasti akan ada awal lainnya. Kupikir kisah ini benar-benar masih panjang, dan apa yang terjadi setelah akhir ini terpasti akan memulai sesuatu yang baru walau tak tahu seperti apa jalannya, tantangannya, dan rasa frustasinya.

Obrolan itu telah berakhir, entah kapan dimulainya lagi tapi pasti obrolan itu akan dimulai, walau entah dengan siapa dan dimana. Akan selalu ada obrolan-obrolan itu. Terkadang setiap obrolan yang pernah terjadi selalu tertanam di kepala, seolah semua selalu membersamai hari-hari, tidak menghantui, tapi hal penting selalu teringat bukan?

Sesungguhnya semua sebenarnya tak ada yang pasti dan yang tahu, mahluk-Nya hanya bisa berikhtiar dan berdoa tentang masa depan. Tentang ketidaktahuan karena keterbatasan. Tapi dengan begitu, penghambaan dibutuhkan. Jadi kapan kita bisa ngobrol lagi? Entah, masa depan tidak terang ataupun gelap, terkadang manusia berusaha mengukur dan memprediksinya, sering kali salah, pun sering kali benar. Tapi, tidak ada yang pasti tentang masa depan kecuali kematian.

Banyak sekali hal yang ingin dibicarakan, dari A hingga Z, dari tidak tahu menjadi tahu, dan itu menyenangkan bukan? Tapi, sekali lagi, semua ada batasnya. Bahkan jika tidak ada di kehidupan ini pembatasnya, maka kematian itu yang membatasi obrolan itu.

Biarkan waktu yang menjawabnya.

***

Sudah sebulan lebih tidak basket, suram rasanya...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu