Pagi ini, Allah memaksaku mencuci tas yang sudah setahun (dari awal beli) tidak pernah dicuci.
Jadi tasnya tuh ditaruh shampo, eh shamponya lupa ketutup dan mejret jadilah samphonya kemana-mana. Untung saja Allah masih melindungi laptop...
Alhasil pagi ini sibuk mencuci tas yang terlanjur kebanjiran shampo, mana shampo kalau dikasih air malah makin-makin menjadi. Awalnya pengen dilap aja, tapi karena terkandung mengkhawatirkan, yasudah dicuci semua.
Tidak ada niat mencuci, akhirnya mencuci. Mungkin kalau tidak ada kesalahan-kesalahan seperti ini, itu tas gak pernah dicuci, hehe.
***
Allah memaksa ummat muslim di Indonesia mengibarkan panji Rasul.
Jadi dulu tuh panji Rasul sering sekali disyiarkan. Walau sering di syiarkan, aku melihatnya masih kayak asing, benar-benar asing. Ini kok kayak lambang teroris ya? Maklum dulu penggiringan opini bendera teroris masih sangat kental, jadi rasanya begitu asing. Apalagi ditambah bendera isis yang serupa tapi beda khatnya. Hmm makin-makin dah itu opini terbangun kuat.
Tapi, tetap saja syiar terus dijalankan, ada syiar yang begitu besar telah direncakan terkait panji Rasul. Namun, apa daya, rupa-rupanya acara syiar dibatalkan karena banyak pihak terutama pihak yang berwajib, tidak setuju.
Namun, Allah memaksa syiar itu berlangsung. Walau tertunda, syiar itu berlangsung dengan inisiatif semua orang. Di tahun ini, 2 desember, semua orang berlomba ingin mengibarkan, ingin menggunakan atribut berbau panji Rasulullah. Bahkan orang-orang yang tidak punya atributnya, saat ingin berfoto pinjam bendera atau atribut berbau panji Rasulullah.
Melihat juga kuasa Allah menunjukkan jalanan tol yang dipenuhi iring-iringan mobil dengan mengibarkan panji Rasulullah. Rasanya, aneh, baru tahun lalu ini panji asing dan dianggap teroris. Namun, Allah memudahkan semua ummat untuk mengenalnya lewat kesalahan-kesalahan para penentangnya.
Sungguh begitu luas kuasa Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu