Sabtu, 05 Maret 2011

Akhir Tahun

   Gue dan temen gue sekelompok anak remaja yang menyebut diri gue dan yang lain Zero (nol? yeah), entah itu gang atau organisasi, tapi itu berisikan sekumpul anak-anak yang “rempong” kata Dhieka, “Pele” kata Gue, dan “Jokel” kata Septian. Itulah gue dan yang lain, yang berisikan 6 orang anggota yang nyampah dan gak jelas, ini gang dimana gue masih SMP. Terlihat tampang blo’on gue dan temen-temen gue yang main bikin gang atau kelompok belajar. Tapi kalo di bilang kelompok belajar nggak deh, kaya begini tampang-tampangnya. Apalagi tampang gue yang terlihat blo’on. Tanpa sengaja gue dan yang lain membuat acara di penghujung akhir tahun, dan sekalian menunggu pergantian tahun. Oh iya, nama fans club gue dan yang lain Zerokansampah. Dukung gue dan yang lain ya di Anugerah Monyet Ilang (AMI).
  Tahu apa yang di lakukan orang-orang ketika di penghujung akhir tahun? iya tepat sekali (belum dijawab!) jalan-jalan, bakar-bakaran (bukan bakar rumah), dan bermain kembang api , padahal kalo kembang gula lebih enak kayanya. Gue dan yang lain sebenarnya nggak bertujuan itu, gue hanya melakukan acara yang kebetulan bertepatan waktunya. Pada awalnya diperkiraan yang hadir sekitar 10 orang atau lebih, tapi memang hanya sekedar perkiraan. Yang datang hanya 8 orang, sedih banget yang punya acara. Tapi jangan lupa ya terus vote gue dan yang lain di AMI. Caranya, ketik: Zero-kan-sampah(spasi)Idiot(spasi)mau-menang-di-AMI, kirim ke 23120 (diartikan: Zero)
  Gue dan yang lain membakar ikan, ayam, dan jagung, gue dan yang lain sempat nangis, sedih mereka harus di bakar. Soalnya itu dibeli dengan hasil jerih payah yang penuh perjuangan ngamen di pulo gadung. Ketika awal semua berjalan lancar, ketika orang tuanya Septian membantu gue dan yang lain. Api dengan mudah menyala, gue dan yang lain dengan mudah membakar persediaan-persidiaan yang ada. Seperti gerhanat, nukli, dan bom sejenisnya. Namun, waktu semakin malam dan semakin seru, tapi semua menjadi rumit. Ketika arangnya tidak menjadi bara. Hingga pergantian tahun. Itulah yang membuat gue dan yang lain sedikit emosi, bukan sedikit lagi. Bener-bener emosi, gile udah nyari setahun gue ngebakar gituan doang nggak jadi-jadi.
  Tapi di sini pula hadir canda dan tawa yang nggak jelas dan nggak masuk akal, banyak kekonyolan yang terjadi. Kaya muka gue, tapi kalo muka gue lebih identik ke idiotan. Contoh kekonyolan yang terjadi seperti yang di lakukan salah seorang teman gue yaitu DP (bukan dewi persik, atau dewi portuna, lho?). Dia melakukan hal konyol seperti membakar jagung hingga gosong, kaya mukanya yang item seh dan menggunakan bumbu ikan lalu terjatuh, itu yang membuat gue dan yang lain sedikit kasihan dan ingin ketawa melihatnya. Apalagi gue paling seneng liat orang sengsara. Lain hal dengan lawakan septian.
  "Eh, Gue kasih tau aja, kalau beli rujak jangan di Monas!" ucap septian dengan muka sedikit serius. Gue dan yang lain semua memperhatikannya, bingung dan bertanya dalam hati, "Kenapa?"
  "Kenapa?" tanya gue dan yang lain semua yang sangat bingung.
  "Kejauhan!!! haha..." Dia tertawa, dan gue dan yang lain pun ikut tertawa. Dikira gue dan yang lain ada apaan, ternyata gurauan. Padahal suasana sempat hening dan serius.
  Belum juga pergantian tahun, petasan sudah banyak di luncurkan, dan bunyi "Preett..." (ups salah bunyi, itu yang di luncurkan dari bawah) "Duar..." mungkin seperti itu, tapi ketika gue melihat peluncuran petasan ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Saat seseorang melakukan pembakaran petasan yang berada dalam tempat peluncurannya, petasan itu tidak meluncur dan melempem kaya kerupuk kena air atau nggak nyala, gue dan yang lain semua menerawang, melihat, meraba. asli lho! dan terheran-heran, "Ada apa?" dalam benak gue dan yang lain. Dan tidak lama petasan itu meledaknya di bawah dan apinya berterbangan kemana-mana. Asap yang menutupi jalanan. Kekacauan tidak berlangsung lama, sampai petasan itu tidak menyala lagi. Untungnya tidak terjadi apa-apa, namun itu sebuah pengalaman buat gue dan yang lain.
  Tadi itu adalah sebuah kesalahan teknis waktu penyambutan anggota Zero, yang ternyata berhasil menumbangkan lawan-lawannya dan mendapat penghargaan dari Anugerah Monyet Ilang. Dengan nominasi: Group Mirip Monyet.
  Dan pukul 02.00 WIB gue dan yang lain semua berpisah. Ternyata temen-temen atau anak Zero ingin pada menginap ke rumah nenek gue dan akhirnya sampai siang gue dan yang lain tertidur dengan berdempetan di suatu kamar. Dengan ada season perang kentut, bukan perang bantal. Hingga gue dan yang lain terbangun dan hari mulai siang. lalu memutuskan berpisah pulang ke asalnya. Dengan membawa pulang piala AMI.
  Ucapan dari anak Zero setelah mendapat piala AMI “Terima kasih buat semua Zerokansampah yang sudah mendukung, dan para monyet yang sudah mau mukanya kami miripin. Atau mungkin muka kalian yang miripin kami!?”.
  Mungkin sahutan monyetnya “Ogah gue ngikutin muka lo.” Sory, yang nulis stress… Soalnya nominasi: Group Mirip Sapi nggak menang. Gara-gara kurus semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu