5 february 2011, apa itu? Yang pasti bukan judul lagu, tanggal jadian, tanggal putus, atau tanggal togel (emang ada?). Tanggal itu bertepatan hari sabtu yang mendung, dimana gue berangkat ke sekolah dengan becuek, macuet, dan nggak make ojuek. Gue berangkat dengan santai karena hari ini hari sabtu dimana gue hanya ekskul di sekolah. mau tau gue ekskul apa? (gag penting!) gue ekskul basket yang tumben di sekolah ini jarang peminatnya. Emang bisa maen basket? Mungkin itu unek-unek yang ada pada para pembaca. Kalo boleh jujur, level permainan basket gue udah setingkat NBA (Need Basketball Allstar) ngerti maksudnya? Gue aja nggak ngerti.
Ekskul ini sering disebut ekskul nampang, dengan sepatu yang besar (kaya sepatu boot) baju dan celana gombrong dan tubuh yang besar. Tapi nggak semuanya harus orang berbadan besar, kaya gue ini berbadan kurus. Hari ini datang pelatih dari sekolah lain yang ngelatih tim basket gue. Pada awalnya berjalan lancar, tapi... Ketika gue latihan lay up kiri sampai 1 jam gue dan yang lain nggak bisa melakukannya. Nyaris putus asa untung bukan putus cinta. Sampai akhirnya terjadi sebuah insiden yang bikin kesel.
Ketika teman gue selesai melakukan lay up, dia melempar bolanya dan di luar jangakuan gue dan yang lain untuk menangkapnya. Gue kejar tuh bola, tadinya biar cepet naek ojek. Tapi karena becek, jadinya macet, ojek pun tiada. Bola itu menghampiri orang yang sedang memotong rumput, yang gue bingung kenapa bola itu mau menghampiri orang itu. Di sogok berapa sih itu bolanya?. Gue mau ngambil tapi takut kepotong guenya. Dengan seksama sambil makan popcorn (emang bioskop?) gue hanya melihat, kejadian itu berlangsung lama. Seperti di perlambat. Yang bikin emosinya lagi, orang yang motong itu diam aja, padahal sudah tau ada bola yang mau mampir (bertamu aja sekalian!). Bola itu dengan tragis terkena pisau rumput yang sedang berputar itu. BRET... (haruskah gue kaget dan bilang wow 3x ?) semua mata tertuju pada bola itu. Dan berkata Innalillahi wa innailaihi ro jiun. Semoga bolanya tenang di sisinya dan amal ibadahnya diterima juga.
Bolanya terbelek, untung gak ada usus yang keluar (emang apaan!?). Awalnya bola terlihat biasa, ketika gue pegang. Melepes kaya kerupuk. Semua bersedih, udah mana itu bola satu-satunya kalo buat latihan sore. Semua tampak kesal dengan orang yang motong rumput itu. dah gitu kaya gak punya dosa, salah, atau uang (kok?) orang itu hanya diam dan melanjutkan kerjaannya. Bukannya di angkat mesinya ketika bola itu datang. Ahh... Tapi semua sudah terjadi. Kami pun melanjutkan latihan dengan bola ada apanya... Setelah mengubur jasad bola yang terbelek. Air mata pun mengucur dari kuping, sehingga mata gue pilek. Entah mahluk apa gue ini.
PS: Jangan pernah main bola dideket tukang potong rumput. Nanti bolanya terbelek. T.T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu