Senin, 07 Maret 2011

Jadi Biasa! Walau Menggelikan

  Gue emang orang sederhana tapi lebih menuju ke gembel (gue doang, keluarga gue mah biasa aja), tapi gue paling jijik yang namanya binatang. Apalagi serangga yang nggak berongga kayak naga. Nggak mau deh ketemu mereka. Apalagi mereka, ketemu ama gue langsung pada ketakutan dan nutup mukanya make kolor mereka mungkin. Tapi terkadang takdir sering berkata lain. Gue yang pindah bersama keluarga gue pada tahun 2010 awal, menempati rumah yang cukup lama jarang dihuni. Seiring waktu, rumah terlihat indah dari luar doing tapinya. Dalemnya sih tetep huek....
  Banyak hal yang gue denger entah itu mistis, dramatis, atau ekonomis (lebih murah). Kalau rumah bersih itu dilihat dari WC-nya, mungkin yang ngeliat itu pengen boker jadinya WC harus paling bagus biar feel bokernya dapet. Bener nggak ya? gak tau juga seh, tapi gue merasa itu bener. Pada awal gue tinggal biasa aja, nggak ada yang aneh di WC rumah gue, paling cuman ada kolor yang bergantung di gagang pintu, dikeran bak mandi, sama handuk digantungan. Mandi, buang air seperti layaknya orang biasa, emang gue apaan? Tapi lama kemudian, terlihat kekurangan dari kamar mandi gue. Yaitu bak kamar mandi gue bocor, untung nggak ada yang bilang “Bu… Bocor.” Sambil menadah air yang jatuh dari bocornya bak mandi gue kaya iklan-iklan di tv. Tapi itu gue anggap sepele-lah. Tinggal isi aja kalau mau mandi, kalau nggak mandi ya berarti gue jorok.
  Kamar mandi yang lama tidak dibersihkan, apalagi orangnya nggak pernah dibersihin. Kamar mandi jadi terlihat kusam. Walau terlihat biasa, namun sudah mulai terlihat serangga menjijikan. Perasaan ilfeel gue dan sok kaya mulai menjadi. Ketika ngeliat hewan avertebrata seperti kelabang, dan cacing, “Hii menjijikan.” Dalam benak gue dengan ekspresi yang seharusnya di muntahin. Pertama gue tanggapin sampai menjerit-jerit ketakutan melihat itu semua, keluarkan suara sapi kecekek sama rambut bayi. Ternyata ada lubang lagi dibak mandi gue, untungnya bukan di pintu (nanti gue mandi diintipin lagi). Sehingga waktu gue mau mandi, gue liat cacing tergenang di bak mandi gue. Mati rasa, mati kutu dan mati-matian gue nahan semua rasa itu. Niat untuk mandi lenyap sudah, pada awalnya seh emang gue males mandi kan jadi ada alasan.
  Gue sempet komplen sama orang tua. Dan rencananya akan diperbaiki, namun entah kapan. Sampai akhirnya gue terbiasa dengan keadaan ini, walau tetep menjerit-jerit kaya sapi kecekek rambut bayi. Bayanginya aja gue mandi bareng cacing dan kelabaang, mending bareng bebek-bebekan gue ato sapi-sapian gue yang bakal gue taro di atas genangan bak mandi. Pas gue pencet keluar air, seger...
  PS: Jangan lupa melakukan sesuatu sebelum terlambat. Kalau buat gue mungkin, "Jangan lupa mandi sebelum di mandiin." Di kira mati gue?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu