Bagaimana perasaan jika rumah kita dimasuki sesuatu yang tak di undang? Pasti ingin mengusirnya-kan? Sama seperti gue, malam yang cukup deg-degkan, padahal bukan ada setan ataupun ketan (lho?). Gue lagi enak bermain komputer sementara adek gue lagi nonton tv. Dan dimulailah pemburuan, terdengar suara gaduh dibalik meja komputer gue. Gue mengintip, "Fire in the hole! Fire! Fire!" (gak gitu juga seh gaduhnya), mood gue makin jelek ketika mengintip. Tikus item kecil kumel belum mandi sama kaya gue terlihat.
Dari dulu emang sesosok tikus pengen banget gue usir dan gue lenyapkan (sadis mode on dengan senyuman iblis), yang udah ngebuat gue resah dan gelisah. Pengennya ngasih perangkap make keju, tapi keenakan tikusnya. Gue aja nggak makan keju, masa tikusnya makan keju. Akhirnya gak jadi memakai keju, atau mungkin make singkong aja kali ya. Tapi nggak mungkin, soalnya di lagu yang tertera liriknya, engkau yang suka keju (lirik: kusuka singkong ENKAU SUKA KEJU) jadi nggak mungkin.
Gue berpikiran memasang racun tikus. Namun, takutnya dengan kebodohan gue, eh malah gue lagi yang minum itu racun. Soalnya terkadang gue suka ngelantur dan maen makan aja serbuk-serbuk di deket tempat pembuangan sampah. Keberuntungan datang pada tikus, karena semua yang ada di rumah sibuk dan rencana itu tidak tersampaikan.
Setelah terjadi kegaduhan itu, gue dan adek gue memutuskan mengambil senjata pamungkas untuk melawannya. Keluarlah senjata pamungkas yang sudah dipahat dari besi tulen. Gue megang senjata pel-pelan, dengan gagang putih. Sementara adik gue dengan gagang biru. "War is Begin!" perasaan gue membara, dan siap berperang. Matilah kau tikus.
Gue dan adek gue menunggu tikus itu keluar dari persembunyiannya. Sambil menggoyangkan meja komputer yang dibawahnya terdapat musuh berat gue, enggak berat banget sih. Terlihat buntutnya, namun dia tidak keluar-keluar. Gue udah tertawa, melihatnya terperangkap di tempat persembunyiaannya sendiri. Namun, saat gue lengah pergi mencari plastik untuk membungkusnya, eh malah kabur itu tikus ke balik box di sebelah meja computer gue. Padahal gue rasa tikus jahanam itu sudah innalillahi.
Adek gue udah kelabakan kaya cacing kepanasan, akhirnya gue ngambil gerakan mendorong boxnya. Karena tikusnya terhempet antara box dan tembok. Sekian lama, tidak ada tanda-tanda pergerakan dari tikus itu. Dan kami menarik boxnya dan melihat kondisinya. perlahan gue tarik, dan...
TIKUSNYA keluar! Gue sama adek gue kelabakan lagi, sementara orang di rumah sedang pada pergi. Adek gue terus memukul tikus itu dengan senjata pamungkas, begitu pula gue. Gue melompat-melompat kaya main skiping tapi di kejar sama anjing (nah gimana tuh?) dan berteriak-teriak. Sampai akhirnya tikus itu terbaring kaku, untung nggak beku. Tadinya pengen gue kasih formalin dan menaruhnya di deket selokan rumah. Biar semua tahu kalo ke rumah gue bakal berakhir seperti itu. Khyahyahyahaya, ketawa nggak jelas gue keluar.
Gue sebenarnya turut sedih atas kematiannya, tapi tidak ada jalan lagi (haha... ketawa setan). Gue menyenggolan senjata gue kepada tikus, dan jantungnya sudah tidak berdenyut, nadinya tidak berdetak (kaya gue tau aja nadinya di mana), gue mengucapkan innalilahi wa inailaihi ro jiun.
Sungguh kejam emang gue, karena waktu sudah malam. Gue tidak sempet menguburnya dan hanya membuangnya di tong sampah depan rumah. Dengan diselimuti kain platik. Gue pun langsung masuk ke rumah. Gue menahan kegembiraan gue, namun itu udah ngga terbendungkan.
Gue teriak. "YEAH, AKHIRNYA ITU TIKUS MATI JUGA! YUHU!" ucap gue teriak histeris senang bahagia pokoknya poel dah. Pertama kali dalam sejarah membasmi tikus. Dapet MURI neh gue. MURI= Muka Urang Runyem dan Item.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu