Pada siang yang tidak menentu cuacanya, gue dan para anggota osis yang lain (cielah osis) disuruh berkumpul, alias rapat, kalah anggota DPR (sepik). Gue masuk ruang kelas, telah hadir pembina osis sama wakil dari yayasan sekolah gue. Pada awalnya gue biasa aja.
PS: lebih baik jangan di lanjutkan membacanya, anda bakal mengantuk. Karena ini sangat membosankan.
Gue duduk dan duduk. Pengarahan pertama oleh wakil dari yayasan yang menceritakan atau mengusulkan rencana dalam menegakkan kedisiplinan murid. Karena tema rapat kali ini tentang kedisiplinan. Setelah dengar itu, gue cek sama diri gue sendiri. Kayanya gue masuk kategori yang diomongin itu orang alias nggak disiplin. Apanya yang mau bilang displin coba? Baju di keluarin, celana di kecilin kaya pensil nggak jadi, rambut gondrong bagi anak STM kalau anak SMK mah masih botak kali ini. Ya pokoknya gue termasuklah datang telat gue juga sering, maen keluar pas nggak da pelajaran apalagi. Osis apaan gue coba? tapi namanya manusia ya kan... Siapa nggak seneng dengan kebebasan. Tapi nggak gitu juga seh.
Setelah wakil dari yayasan berbicara, selanjutnya pembina osis atau guru PLH (prod. Lingkungan Hidup). Kedengarannya sih keren, tapi pas pelajarannya gitu-gitu aja. Setiap kelas di bahasnya sama semua. Dia ngomong pertama masih bener, bener, bener, ngelantur, tiba-tiba ke pel. PLH, tiba-tiba ngelawak, tiba-tiba gue mulut gue berbusa ngedenger dia ngomong. Sumpah, gue ngantuk sekali duakali tigakali. Jangan-kan gue, wakil dari yayasan aja tampangnya sudah bete. Dia pura-pura nerima telpon, terus kabur. Pinteran banget, tapi tidak lama di panggil lagi sama pembina osis. Bilangnya wakil dari yayasan harus dengerin.
Gue sama yang lain ketawa aja, mungkin perasaan wakil dari yayasan "Kenapa gue di panggil lagi!? Mau cabut juga!" akhirnya. Semua kembali kaya semula. Pembina osis terus menyeloteh. Gue udah menguap-uap kaya kereta api. Temen gue juga pada ngeluh-ngeluh kelamaan. Gue geregetan yang bikin gue kebelet. Untung aja nggak ada air yang ngucur. Dan terus-terus muter-muter itu pembina ngomongnya sampai akhirnya udahan juga.
Gue bingung, itu orang kok betah ya ngomong-ngomong yang merembet kemana-mana, dari indonesia tiba-tiba ke planet mars, mungkin kalo diibaratkan begitu (ibarat dari mana coba?). Hujan sudah mereda, akhirnya rapat selsai. Perasaan gue lega, tapi yang lebih beruntung mungkin perasaan wakil dari yayasan. Dia mungkin lega nggak ngedenger itu guru ngomong lagi. Lah sementara gue? nanti ketemu lagi pas pelajarannya. Yang bagi gue rada nggak jelas, merembet-rembet mulu. Kalah panu di kulit gue merembetnya. Udah ah, gue pengen ke toilet. KEBELET. BRB pipis....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu