"Lang, lu kenal sama calon lu dimana?" Namanya Gilang, pertengahan tahun dia mau menikah.
Gilang menjawabnya. "Di kuliah."
"Hoo, satu kuliah? Kuliah dimana emang? Jurusan apa?"
"Gue Perbanas, Manajemen Akuntansi."
"Kalau calon lu?"
"Dia di Binus, Akuntansi."
"Lah? Beda kampus? Terus kenal dari mana?"
"Di Busway."
Aku terkejut. "Haaa? Gimana ceritanya? Kenalan langsung?"
Dia tertawa. "Iya, gue kenalan langsung di busway."
"Gila, berani banget lu. Gue mana kepikiran."
Lalu kita tertawa.
*
Dulu waktu sepulang sekolah bareng Septian, ada dua cewek yang menghampiriku saat Septian turun dari angkutan umum. Salah satu orang itu nanya ke aku. "Itu siapa namanya?" katanya menunjuk ke arah Septian yang telah turun.
"Septian."
"Boleh minta kontaknya?" aku dengan polos mengasihnya. Luar biasa sekali ya pesona Septian, bisa membuat kakak kelas dari sekolah lain minta nomor teleponnya.
Akhirnya kita menjadi kenal dan cukup akrab. Tapi, sekarang wanitanya sudah menikah. Bukan, bukan sama Septian.
*
Waktu itu sepulang ekskul bola. Aku sengaja naik angkutan yang dinaikin Septian. Saat itu aku dan Septian belum kenal, tapi kita sama-sama ekskul Bola, walau jagonya jauh sekali. Lalu aku memberanikan diri untuk kenalan.
"Rumahnya dimana?" kataku, aku lupa detilnya, intinya kita berkenalan dan ternyata rumah kita searah, dan rumah kita dekat, tentu saja rumah kita paling jauh diantara anak lainnya, terutama diriku.
Lalu kita bersahabatan hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu