Kamis, 10 Januari 2019
One on One
Siang itu diambang ke frustasian diri, ah entah kenapa dan mengapa. Lalu tiba-tiba diajak ngobrol berdua. Lalu diberi secarik kertas post it dan... "Jadi kita saling menilai ya, tulis apa yang perlu di pertahankan (keep), apa yang perlu ditambah (add), dan apa yang perlu ditinggalkan (drop)."
Aku yang sedang tak karuan siang itu menatap lawan bicaraku dengan otak kemana-mana, suatu hal terpikir saat itu, iyaya, mungkin aku butuh semacam nasihat yang banyak dari teman-temanku terlebih dengan keadaan payah seperti ini.
Lalu kita menulis dalam beberapa waktu singkat dan jadilah aku mendapat seperti pada di gambar. Ya, jika orang melihatku belakangan ini, sungguh tidak semangat diriku. Satu hal, kusulit menyembunyikan apa yang di kepala dan dirasa. Jadi sulit membuat semua terlihat fine-fine saja... Lalu, untuk cool, aku tidak mengerti sebenarnya, ya aku hanya melakukan peranku yang berisik. Dan terakhir, nggak enakan, dan ternyata orang itu menyadari betapa payahnya aku untuk bodo amatan, berapa payahnya untuk tenang semua baik-baik saja.
Aku pikir, mudah sekali membuat orang kerepotan dan menjadikan diri ini merasa tidak enakan. Dulu pernah punya kenangan buruk sering nitip makan, aku pikir semua fine-fine aja, tapi ternyata tidak. Dari situ aku perlahan ragu untuk merepotkan orang lain, walau terkadang rasanya butuh bantuan orang lain...
Ah mungkin masih banyak lagi hal yang perlu aku perbaiki atau pertahankan atau ditambahkan, jika kalian merasa ada masukan untuk menjadikan Hilmy versi 4.0, silahkan PM saja ya :D
*
Lawan bicaraku ini akan menjadi versi terbarunya dengan peran kerja yang baru, dimana diluar dari kebiasaan dan sifatnya. Dia pun struggling, ah, memang perpindahan itu butuh transisi, dan transisi itu yang sungguh berat.
Semua pasti mengalami itu, masa-masa berat, perubahanlah, pembaruanlah, ataupun problematikalah. Dan rasanya aku sedang frustasi dengan semua itu, mungkin bersabar sedikit lagi, atau temukan jalan keluar yang lebih baik.
Terkadang yang lebih baik bukan berarti apa yang kita inginkan. Tapi, yang Allah inginkan. Begitupun jika harus mengubur sebuah pikiran dan perasaan dalam-dalam, seperti kisah-kisah terdahulu. Seolah menyiksa diri, tapi obat pun lazimnya pahit bukan? ;)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu