Jumat, 05 Oktober 2018

Apa Aku Masih Bisa Bertanya?

"Ternyata kamu benar, pada akhirnya aku merindu." kata seorang bocah yang ditinggalkan, entah oleh apa atau siapa.

"Tapi, tak boleh ada penyesalan bukan?" kata seorang bocah itu lagi. "Ini sudah pilihan bukan?" lanjutnya.

"Tidak-tidak, kita harus berbahagia bukan?" Kata bocah itu untuk ke empat kalinya. "Jangan biarkan bayangan tak perlu itu mengintai dan membuat diri merasa merana." Lanjutnya.

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?" Tanya teman sebelah bocah itu.

Si bocah itu gugup. "Apa kabar kamu?"

Teman bocah itu tertawa, perlahan bayangannya menghilang, tak lama tubuhnya menjadi tembus pandang.

Si bocah itu menepuk jidatnya. "Aku lupa, aku tidak bisa menanyakan apapun padamu."

Teman bocah itu semakin memudar, menghilang, benar-benar menghilang saat angin dari belakang berhembus kencang dan dedaunan runtuh layaknya musim gugur yang tak bisa terelakan lagi, kesedihan itu.

Si bocah tersenyum, pipinya sembab. Air mata itu jatuh seiring bayangan dan angin menghempaskan yanga ada di pandangannya.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu