Sabtu, 06 Oktober 2018

iFive Patah Hati

Sebuah jawaban.
Saat itu aku mengadu kepada Allah, aku rindu Bandung.
Tak perlu ku kunjungi Bandung, Allah mendatangkan Bandung itu ke tempatku.

*

Sejatinya bukan Bandung secara kota yang aku rindukan, tapi kenangan, orang-orang saat di sana, dan berbagai kegiatan yang menjadikan memori indah di kepala dan rasanya ingin mengulang.

Belum genap rindu itu di realisasikan, seolah tabir menjawab. Minggu ini akhirnya aku berjumpa dengan teman kelasku (iFive) sebagian cowoknya, sementara itu minggu depan kemungkinan ngumpul sama teman lab. Jika ditilik dari rindu yang lebih jauh, minggu kemarin melepas rindu bersama teman SMP. Tampaknya dua minggu lagi, berjumpa dengan teman SMK karena pada nikahan. Dan semua itu seolah berurutan setiap minggu memberikan obat dari kerinduan ini.

Terima kasih ya Allah.

Bulan depan, genap setahun aku tidak berjumpa dengan anak kelas. Terakhir kali ketika wisudaanku dan sebagian besar anak kelas. Tapi, dipercepat sebulan, sebagian anak cowok di kelas bisa berjumpa.

Sungguh luar biasa, melihat teman-teman sekarang yang sudah mulai terlihat... Buncitnya... Gemuknya... Tampaknya mereka pada sukses dan bahagia semua. Tapi, memang mereka terbilang sukses-sukses, ada yang di Telkom, Bukalapak, Huwaei, Emerio dan lainnya.

Seperti pada umumnya, setiap berjumpa, menanyakan kabar, tentang kerjaan, tentang kenangan, tapi kali ini cukup berbeda. Setelah membahas kenangan-kenangan semasa kuliah yang, ah, kita semua rindu momen yang menyebalkan itu (pada masanya itu sungguh menyebalkan). Perbedaan kali ini, malam itu menjadi malam yang panjang, ada cerita-cerita sedih ternyata.

Berawal dari cerita-cerita tentang rencana menikah, ada yang bilang nunggu dapat kerja, ada yang bilang harus PNS dulu (padahal dia udah kerja di bukalapak), ada yang bilang mau menjelajah dulu, ada yang bilang nunggu siap dulu, ada yang bilang beli rumah dulu... Tapi, dua orang ini berbeda, mereka tak seperti lainnya yang cerita tentang rencana nikah begitu singkat. Mereka berdua pun bercerita, kenapa cerita cinta mereka tidak semudah diucapkan teman lainnya.

Teman pertama, dia bercerita, semua menyaksikannya dengan seksama, saat itu sudah pukul 11 malam, karena semakin seru, semua tidak memedulikan jam lagi dan cerita terus berjalan. Kisahnya cukup memiluhkan. Sejatinya calon pasangannya itu benar-benar cantik, aku termasuk salah satu fans calon pasangannya yang merupakan kakak asisten praktikum fisika dasar waktu aku menjadi praktikannya.

Hubungan mereka sudah berjalan lama, dari pacaran hingga cuman sebatas dekat saja. Si cowok beberapa kali sudah menanyakan keseriusan, tapi tanggapan cewek masih kurang meyakinkan. Beberapa kali terus diupayakan oleh si cowok, tapi, minggu kemarin, si cowok melakukan pertemuan dengan si cewek. Alih-alih tahu segalanya tentang si cewek dan membuat si cewek berkata yang sebenarnya si cowok tidak tahu, ternyata eh ternyata, si cewek sudah memiliki calon dan akan menikah tahun depan.

Kita semua terdiam, menelan ludah...

Melihat wajah si cowok yang lesu dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, aku bisa membayangkan rasanya... Hiks... Lanjut cerita si cowok pun mengunggah sebuah postingan dia bermain gitar yang liriknya itu menyinggung si cewek, tapi si cewek justru membalasnya dan memang semau itu telah berakhir.

Si cowok pun memperlihatkan postingan si cewek saat tampak tunangan, walau tidak terlihat calonnya, tapi itu sudah menyayat hati si cowok dan dia menulis komentar ke si cewek, 'schon', yang artinya cantik. Tapi harus diakui, disitu memang si cewek sangat cantik, walau pada umumnya dia memang cantik.

Kita semua kompak, dimulai dengan diriku memberi salam dan berkata. Semua pun ikut salaman prihatin.

Hening sejenak...

Beralih kisah ke teman satunya lagi, kalau ini mungkin kisahnya tidak sejauh temanku yang pertama. Tapi, tetap menyakitkan hiks...

Berawal dari satu tempat kerja, si cewek rupanya tipe orang yang aktif dan suka ngajak-ngajak. Saat itu, si cewek sering ngajak temenku, mereka kebagian satu penempatan dan satu tim. Mereka sering saling cerita walau tidak intens, tapi si cewek sering ngajak makan dan main. Hingga suatu waktu si cewek ajak si cowok untuk nonton konser. Si cowok yang sebenarnya canggung untuk berduaan sama cewek akhirnya mengajak teman lainnya karena kasihan juga teman lainnya itu gak ada temannya.

Teman lainnya itu cowok, sebagaimana kisah romance pada umumnya, terjadilah persaingan, dan ternyata si teman lainnya itu semakin dekat dengan si cewek. Perlahan si cowok mulai diabaikan, hingga akhirnya si cowok ngajak main si teman lainnya dan ternyata eh ternyata dia jalan sama si cewek.

Pada akhirnya, si cowok ngobrol ke si cewek untuk bilang jangan terlalu baik sama orang, nanti orang-orang bisa ge'er, lalu dia menyatakan kalau dia suka sama si cewek. Tapi, oh sial, ini sungguh menyakitkan. Ternyata teman-teman si cowok dan si cewek menyembunyikan sebuah rahasia. Rahasia yang sungguh menyakitkan si cowok. Ternyata si cewek dan teman lainnya itu sudah jadian.

Kita semua hening, lalu tertawa berusaha menghibur. Wajah temanku lesu, terlihat wajah seriusnya. Tapi, akhirnya mereka bertiga berpisah karena penempatan yang beda-beda. Disitu banyak opini antara menunggu yang karena katanya si cewek itu nerima teman lainnya disebabkan teman lainnya itu ada penyakit sehingga nggak tega atau memilih untuk membuka lembaran baru di solo (penempatan solo).

Aku memberi salam, seperti biasa. "Aku pro buka lembaran baru di solo!" kataku dengan tegas.

Berbagai alasan silih berganti terucap malam itu, memberikan masukan. Tapi, ada empat pelajaran yang dapat dipetik, kataku dan anak-anak lainnya. Pertama, jangan kege'eran, kedua kalau main jangan ajak-ajak temen, ketiga harus berani mengungkapkan, keempat harus jago berbicara intens...

Intinya ada empat pelajaran (sebenarnya ini bercandaan aja biar gak tegang-tegang amat). Ternyata temenku itu sering konsultasi ke teman-temanku yang lainnya, ah kenapa gak coba tanya ke diriku eh? Pasti makin kacau~ Haha...

Saking asyiknya ngobrol, ternyata jam sudah menunjukkan setengah 1. Setelah melewati orang-orang yang terindikasi homo. Akhirnya kita berpisah semua. Aku memaksakan pulang, walau diperingatkan kalau krl sudah habis, dan akhirnya aku balik lagi karena krl sudah habis ternyata... Keras kepala kamu, My. kata Togel.

Aku tidur di kosan teman. Sekamar bertiga, aku teringat masa-masa di kosan aku sering tidur dengan Togel (sebutannya), kita suka diskusi sambil rebahan hingga tertidur. Dan sekarang aku tidur bersama Togel lagi. Kita cerita-cerita mengenang hal terjadi, menebak-nebak siapa duluan yang nikah, hingga ternyata sudah jam 3. Haha...

Tapi, pada malam itu, kita menyimpulkan.

"Dibanding semua kisah mereka (yang tadi cerita), cerita Rey (nama samaran) lebih mengerikan dan menyakitkan, waktu gue ketemu pas wisuda aja wajahnya pucat dan enggan untuk foto bareng. Ah gila, gue nggak kebayang sih kalau jadi dia."

Aku mengangguk sepakat. Kisah Rey paling menyedihkan hati dibanding kisah dua temanku lainnya. Dan disitu kita semua sepakat harus lebih bersyukur karena jika dibandingkan kisah Rey, kisah kita tak seberapa menyakitkannya... :(

Kamu kuat Rey. :(

Dan satu lagi kesimpulannya, kita semua bersyukur ditakdirkan di kelas yang ternyata sangatlah kompak dibanding kelas-kelas lain, bahkan buat iri kelas lain. Di kelas ini memang beda, disaat kelas lain pada bersaing satu sama lain, kita malah saling mengajar, saling membantu setiap tugas, paling suka main dan kumpul, saling kompak kalau lomba-lomba, walau diajak makrab susah, aku tidak sia-sia suka berkoar-koar di kelas :") Tenkyu guys...

Masa-masa:

Ini waktu kekalahan pertama futsal Dies Natalis IF, kita semua sepakat skip mata kuliah kalkulus :") Tapi kita yang tidak diperhitungkan bisa lolos fase grup, yang jago malah enggak. hehe, intinya kompuak...

Ini foto kumpul sebagian cowok

Ini bos telkom dan bos bukalapak

Ditraktir bos telkom

Togel, orang yang asyik untuk bertukar pikiran dan paling ulet, doi bisa banyak hal yang kita-kita suka gak bisa, dia selalu bisa diandalkan walau orang meremehkannya di kelas (soal pelajaran).


Ini waktu latihan bulu tangkis buat Dies Natalis IF, yang ternyata punya temen atlet bulu tangkis asli papua namanya Rahmat. Dan menang juara 1, kita ditraktir KFC sekelas hehe.

Ini para pendukung iFive, yang selalu berteriak, rame kompak, dan buat kelas lain iri.

Squad futsal iFive, walau nggak jago-jago amat, tapi selalu diperhitungkan musuh. Padahal sempet semifinal :( tapi gagal final karena kesalahan operku.

Ini salah satu foto kumpul. Selfie mode.

Ini tim basket kelas, walau gagal final, tapi keren deh pokoknya. Lawannya para pemain Telkom utama semua sih :(

Bukber!!!

Makrab kedua!

Waktu opening Dies Natalis ke 2!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu