Rabu, 31 Oktober 2018

Kedilemaan Keadaan

Apakah benar seseorang akan berhenti pada waktunya? Apa itu usaha hingga darah penghabisan? Kapan kita tahu ini sudah cukup untuk diusahakan? Kapan kita tahu ini masih belum cukup untuk diusahakan? Bagaimana orang-orang bisa tahu bahwa dia layak untuk terus berusaha dan bilang "Usaha yang saya lakukan belum ada apa-apanya."

Sesekali aku salut untuk mereka-mereka yang tengah berusaha dan terus berusaha walau rasanya aku berpikir. "Ini emang dagangannya (casenya pada pedagang) bakal ada yang beli ya? Jikalau ada yang beli, seberapa banyak? Walau ada yang beli, untungnya emang berapa? Kok mereka masih terus berusaha berjualan itu? Emangnya menjanjikan?"

Bukan, bukan aku meremehkan mereka dan Allah, tapi rasanya tidak masuk diakalku saja. Ah, tentu saja perhitunganku dan mereka pasti berbeda. Tapi tapi, itu benar-benar mengganggu pikiranku dan terkadang terheran-heran.

Seperti orang berjualan cobekan, hmm memangnya seberapa butuh orang membeli itu--cobekan? Jikalau orang ada yang membelinya sekalipun itu karena iba seberapa memang untungnya? Apa mereka para penjual itu tidak butuh makan setiap harinya? Apa cobekannya laku setiap harinya? Ah, aku tidak mengerti kenapa mereka terus berjuang dengan cara seperti itu dan kenapa mereka tidak terpikir untuk menyerah dengan keadaan itu dan mencari cara yang lain?

Pada akhirnya memang tidak ada yang tahu apakah usaha itu telah cukup atau kurang, apakah saat kita gagal itu tandanya kita kurang berusaha atau memang dimaksud kita harus berpindah haluan? Terkadang memang ada tanda-tanda yang tidak diduga oleh Allah, bentuk itu berupa keyakinan.

Terkadang selama perjuangan atau usaha Allah memberikan tanda-tanda yang menyentuh hati sehingga timbul perasaan yakin atau ragu. Dan aku pikir tidak ada alasan menyerah jika hati tidak ada keraguan sedikit pun (yakin). Begitu yang aku pikir sekarang, jika tidak ada alasan untuk ragu, jika tidak ada alasan untuk menyerah, berarti memang Allah sedang memberi kita jalan itu.

Ah itu sih hanya tebak-tebakku saja, aku tidak benar-benar yakin (loh ada keraguan dong ini? Berarti ini bukan yang Allah berikan jalan?) ya entahlah entahlah. Nikmati saja usaha atau perjuangan itu. Sisanya Allah yang menunjukkan semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu