Minggu, 14 Oktober 2018

Kesengsem

Ternyata membuat diri ini kesengsem mudah ya, lihat anak kecil, terus disenyumin yang begitu manis, lumer deh aku.

*

Selepas balap-balapan liar yang melelahkan dan berdasarkan perhitungan serta perkiraanku, aku akhirnya melipir ke sebuah masjid tepat saat iqomah. Hingga akhirnya aku selesai berwudhu dan masbuk pas saat sebelum rukuk.

Aku di shaf terbaru, paling tengah, lurus dengan imam insyaAllah. Di sebelah kananku anak seusia Ahmad (9 tahun), kuajak merapat sebelumnya agar menjadi satu shaf. Lalu tiba-tiba di sebelah kiriku ada anak kecil, perempuan, sekitar 3 tahunan lalu disebelahnya lagi ayahnya.

Pada rakaat pertama, anak kecil itu (si perempuan) seperti memukulku saat sujud, tapi karena cepat aku pikir itu gak sengaja. Tapi, pas sujud yang kedua rakaat pertama anak itu memukulku lagi beberapa kali dengan cepat. Aku pun menyimpulkan, bahwa perempuan kecil itu sengaja memukulku.

Saat aku rukuk rakaat kedua, anak kecil itu semakin sering memukul hingga sujud rakaat keduaku, dia memukul tapi tanpa melihat, aku sedikit kedapatan gerak-gerik wajahnya yang membuat pikiranku jadi kemana-mana pffft. Maafkan hamba-Mu ya Allah...

Lalu saat di rakaat terakhir, anak itu semakin menjadi, pas aku masih berdiri, dia memukulku lebih banyak, lalu menginjek kakiku beberapa kali dan akhirnya fix dia menempelkan kakinya ke kakiku terus, aku pun merasa geli hampir aku mau tertawa...

Pas sujud rakaat ketiga pun dia terus memukuliku hingga akhirnya shalat maghribku selesai. Tapi tidak untuk anak kecil itu, dia masih melanjutkan maghribnya. Aku berdoa, masih tidak memalingkan pandanganku ke anak kecil itu. Sampai akhirnya aku merasa dia melihat ke arahku, dan aku melihat ke arahnya, aku reflek tersenyum dan aku tidak menyangka dia benar-benar menunjukkan senyumnya yang begitu, ya Allah maniiiiis sekaliiii, rasanya menyenangkan melihatnya.... Lalu dia tertawa, aku ikut tertawa dikit dan masih tidak menyangka dia akan tersenyuman semanis itu... Waktu itu rasanya mau kupeluk aja dia saking gemeshnya, tapi takut disangka mau nyulik itu anak lagi sama ayahnya...

Aku pun mengajaknya berdoa dengan mengisyaratkan tangan seperti berdoa, eh dia ngikutin, kayak berdoa gitu hingga ayahnya selesai shalat maghrib lalu ayahnya membantu anaknya itu berdoa dengan mendiktenya. Aku yang sedang berdoa pun jadi nggak fokus dan malah ngedengerin si anak yang sedang mengeja hingga akhirnya anak itu merengek minta pulang dan akhirnya mereka pulang.

Dari situ aku memutuskan, aku bisa kesengsem kalau disenyumin anak kecil seperti itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu