Belajar dari Zaki di ruangan. Bagaimana dia dengan bebas berekspresi sebagaimana dia, dan pas aku menyaksikan itu semua, aku merasa tenang. Setidaknya tidak hanya aku yang eskpresif di ruangan. Bahkan Zaki benar-benar bilang sengaja ngomong atau ngeledek atau apa aku lupa hanya untuk mencari obrolan saja.
Lalu bagaimana Abidah selalu bercerita tentang fase-fase seperempat abad dan dia yang terus bertanya-tanya untuk mencari obrolan saja.
Lalu bagaimana orang magang di kantor baruku berjalan ke dekat aku dan Amru hanya untuk mencari obrolan.
Bagaimana aku bertindak aneh dan caper saat kumpul terlebih saat mereka semua sibuk dengan gadget masing-masing atau saling berdiam diri hanya untuk mencari obrolan.
Bagaimana orang-orang melihatku dan berkata "Biasa nyari topik obrolan itu."
Aku akui, memang aku sedang mencari topik obrolan. Diam itu membosankan, kecuali aku tidak kenal orang disekitarku. Memangnya salah mencari obrolan? Oke, aku akui semua itu ada batasnya. Tapi, sebenarnya menyakitkan sih kalau dibilang lagi caper atau lagi nyari obrolan atau lagi nyari topik obrolan. Karena, bagiku obrolan adalah obat. Tentu saja obrolan yang baik dan bermanfaat. Dan tentunya obrolan dua arah :)
Hoaaa maaf mi kalo aku td kayaknya bipangnya nyari obrolan hiks
BalasHapus@fitri: halo fit, no prob. walau sebenarnya aku tidak sedang "mencari obrolan" saat itu. Hanya ingin bertanya kenapa belum pulang semalam itu?
BalasHapus