Setelah seharian maraton series... Aku ingin melepas diri sejenak dan merefleksikan (ngespam sih) sesuatu. Berhubung ini malam minggu, dan aku di rumah sendirian, ah sudah lama sekali ya nggak "malam mingguan" jadi mungkin nulis berbau jodoh boleh lah ya...
Mari kita mulai dengan temanku sebut saja ucup namanya. Pertama kali yang membuat orang-orang terpukau oleh ucup adalah, dia memutuskan pacarnya karena mau hijrah. Waktu itu awal-awal dia kuliah, dan di saat bersamaan di lingkungan aku dan ucup mana ada yang melakukan itu? Jadi itu sesuatu yang membuat orang salut kepada ucup.
Beranjak tahun, semakin mantab hijrah, semakin mantab pemahaman, ucup yang sedang memulai sebagai mahasiswa tingkat akhir pun memutuskan untuk siap menikah. Kalau dilihat dari gelagat dan kesiapannya, mungkin terbilang sudah siap (karena aku tidak tahu pasti dia gimana sekarang, tapi dia itu lulusan pesantren sebelumnya setidaknya ada basic-basic agamis lah yaaa).
Semenjak kepergian ayahnya, ucup tinggal berdua sama ibunya, kedua kakaknya sudah menikah, ucup pun sering diledekin untuk segera menikah oleh kakaknya, ibunya pun menyetujui, semakin mantablah ucup untuk menikah.
Alih-alih semakin mantab, ucup pun mulai bergriliya mencari calon pasangan hidupnya. Mulai tanya-tanya ke orang masjid yang biasa ucup datangi hingga kenalan ibunya. Suatu waktu aku melihat story ucup dengan ibunya sedang bergegas ke tasik, ke tempat calon ta'arufannya, waktu itu niatnya mau ta'aruf tapi karena jauh dan kenalan ibunya jadi langsung berkunjung ke rumahnya. Kalau gak salah itu bertepatan dengan nikahannya Hannan, jadi keingat betul pas bertanya-tanya dimana ucup.
Singkat cerita waktu berlalu, aku pun bertanya ke ucup gimana hasilnya. Disitulah cerita ucup yang berliku-liku terpapar. Ternyata calon yang ditemuinya di Tasik itu kurang cocok sama ucup, katanya si wanita masih suka main, kayak belum siap. Alhasil ucup tidak melanjutkan perjodohan itu.
Aku pun terheran-heran, dia yang belum lulus kuliah udah sangat yakin sekali niat untuk berumah tangga, akhirnya kutanya-tanya yang hmm alasannya kurang lebih pada umumnya sih, tapi satu yang penting, dia bilang biar di rumah ibunya ada temennya (yaitu istrinya nanti), karena kakaknya pada nggak di rumah. Ucup memang sekarang nggak pernah main atau keliaran, dia terus pulang cepet ke rumah buat nemenin ibunya. :( Luar biasa ucup!!!
Karena azzamnya yang sudah mantab, ucup pun mencari-cari lagi, akhirnya setelah menigirim cv, ia diperkenalan dengan seorang wanita, kali itu katanya dia udah oke, dia cukup yakin, tapi, eh tapi, sayang dia harus nunggu 2 tahun, karena si wanita maunya lulus dulu baru menikah. Hmm, karena terlalu jauh 2 tahun, aku menyarankan untuk tidak terikat apapun dulu, 2 tahun cuy, terus udah 2 tahun nunggu ternyata nikah sama yang lain :( kan gak ada yang tahu hati orang mah :((
Tapi, sebenarnya, ah ini gemes sih, dia itu pengen serius sama temennya, cuman karena keluarga ucup terutama keluarga ibunya di daerah Tasik, jadi ucup diminta punya istri jangan jauh-jauh. Sayangnya temennya ucup yang sebenarnya pengen ucup seriusin ini tinggal di luar pulau jawa. :( Padahal dari dulu aku juga berpikir, kayaknya kalian itu cocok, tapi ternyata ada permintaan lain dari ibunya, dan ucup tidak berani melanggarnya... Ucup sayang sekali dengan ibunya ya, masya Allah...
Dan akhirnya, katanya dekat-dekat ini dia mau dikenali lagi atau udah mau mulai ta'aruf ya? Aku lupa, tapi dia pun belum putus asa untuk terus ikhtiar menuntaskan azzamnya itu. Dilihat dari kegigihannya dan kesiapannya, insyaAllah wanita itu (siapa pun) beruntung mendapatkan kamu cup!
Setelah cerita-cerita soal lika-liku, kita berdua sepakat, wah, ternyata yang ada di benak kita soal jodoh itu tak semudah yang dibayangkan ya... Sebagai pria, kita pikir, dengan udah siap lalu mencari atau minta dicarikan, terus dipertemukan, terus ke jenjang pernikahan. Tapi, ternyata haha... Panjang, semua itu memang butuh ikhtiar lebih ya cup. Atau mungkin memang Allah belum mengizinkan pernikahan itu? Ya, Allahu'alam...
Selamat malam minggu... Dengan series lagi, haha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar bagi yang perlu