Kamis, 25 Oktober 2018

Kita Miskin, Jadi Janganlah Menikah

"Mah kenapa aku tidak dizinkan menikah?" Tanya seorang bocah kepada mamahnya.

"Karena kamu masih bocah." Sahut mamahnya.

"Oh iya, lalu apalagi?"

"Karena kita miskin."

Si bocah mengangguk setuju.

*

"Kenapa kamu menikah?" Tanya seorang bocah.

"Karena aku mencintainya." Sahut lawan bicaranya.

"Kenapa kamu memiliki anak?"

"Bukankah itu sungguh kenikmatan dunia?" tanya balik lawan bicaranya.

"Tapi, kenapa kamu menelantarkan mereka?"

"Karena kita miskin."

"Kalau miskin kenapa menikah?"

"Karena kita cinta."

Obrolan mereka terus berputar hingga dunia ini rata dengan manusia terlantar. 

Untuk mereka yang menelantarkan anak mereka di jalanan dari usia kecil, memaksa para anak kecil yang tak berdosa nan lucu bak malaikat tolonglah jangan jadikan mereka itu menjadi seperti setan. Mereka juga butuh kehidupan anak-anak yang menyenangkan dan kasih sayang.

Menikah itu bukan sebuah tujuan bukan? Cukuplah kamu menyakiti diri sendiri dengan menahan cintamu dan enggan untuk menikah, daripada kamu harus menyiksa para malaikat kecil dijalanan yang mencekam.

Bukan kemiskinan yang membuatmu menelantarkan mereka, ketidakpedulian dan tanggung jawabmu yang hilang oleh kenikmatan dunia bernama cinta. Anak bukan mesin pencetak uangmu, tapi dia pintu kebaikan, rezeki, dan mungkin doa mereka menghantarkanmu ke surga.

Hidup ini bukannya tidak adil, tapi dirimu lah yang membuat ini tidak adil dengan menyiksa para anak-anak lucu itu, menjadikannya obyek uang, menjadikannya terus membuat generasi yang sama. Itu akan terus berputar, anak itu tumbuh dewasa di jalan dan merasa hidup ini tidak adil, lalu menikah karena cinta, kemudian memiliki anak, lalu ketika mengingat masa mengerikan, kesakitan, dan mencekamnya masa kecil mereka, mereka pun ingin anak mereka melakukan yang sama untuk menghasilkan uang.

Roda itu terus berputar, hanya perubahan-perubahan hebat yang dapat memutus peputaran yang mengerikan. Cara berpikir. Pemahaman. Merubah segala tindakan. Mengetahui hukum yang sebenarnya, mungkin hidup ini akan terlihat lebih dan sangat adil.

***

Foto Ahmad yang bagiku sangat ganteng dan lucu sekali bersama Abi yang semakin terasa mirip dengnaku (eh kebalik).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu