Rabu, 24 Oktober 2018

Enkripsi

Dulu, aku sering sekali melihat film-film yang membahas buku sejarah atau peninggalan-peninggalan sejarah yang berisi tabir-tabir kehidupan masa lalu yang mengagumkan namun butuh kemampuan khusus untuk membacanya, karena bahasa mereka berbeda.

Rasanya aku berpikir keren juga ya kalau kita bisa mengungkap kisah masa lalu yang mungkin tak pernah kita pikirkan bagaimana kehidupannya dan apa saja yang bisa dipelajari, atau mungkin sebenarnya ada harta karun yang bisa ditemukan?

Tapi, selama ini aku salah, aku benar-benar salah menganggap itu hanya film. Padahal sering kali hal seperti itu terjadi di depan mata, malah ini lebih dari sejarah atau peninggalan, tapi cerita yang difirmankan langsung oleh Yang Maha Kuasa, iya itu adalah Alquran.

Jika di film peninggalan buku sejarah atau gambar-gambar berkisah-kisah rahasia masa lalu untuk masa depan atau kebaikan-kebaikan yang bisa dipetik. Alquran pun serupa, berkisahkan pelajaran-pelajaran masa lalu dan juga masa yang akan datang, berisikan seluruh kehidupan di dunia dan juga setelahnya. Jika kita merasa hidupmu sering  bermasalah, mungkin kita tidak bisa memaknai Alquran sebagaimana mestinya. Ya, itu terjadi pada diriku.

Sama halnya di film, Alquran juga butuh kemampuan khusus untuk memahaminya, ibarat di dunia informatika, butuh dienkripsi kodenya, ya, dengan bahasa Arab. Pentingnya bahasa arab untuk memaknai Alquran bagaimana Allah mengatakan dengan berbagai macam penekanan, keutamaan, dan lainnya. Bagaimana satu ayat saja bagaikan sumber mata air yang tidak ada habisnya, selalu ada dan ada ilmu baru jika sudah dikaji.

Bahasa Arab adalah kunci untuk mengetahui tabir kehidupan sekarang dan setelahnya yang disampaikan langsung oleh Allah SWT. Dan jika di film orang-orang yang bisa membaca buku atau gambar sejarah itu adalah orang yang hebat, maka sama dengan halnya di kehidupan ini, para syekh-syekh yang pandai berbahasa Arab dan mengkaji Alquran adalah orang-orang hebat yang membantu kita orang awam memaknai kandungannya agar kehidupan ini lebih baik.

Ya, jadi kenapa masih malas belajar bahasa Arab? Ya, memang belajar itu melelahkan, bodoh itu berat, ya itu aku yang payah ini... Kalau kata seseorang berilmu, seminimal muslim adalah bisa bahasa Arab. Begitupun kata khotbah jumat minggu kemarin, betapa nikmatnya kita bisa memahami Alquran dengan bahasa Arab, kita tahu apa maksud dari Allah SWT pada segala firmannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar bagi yang perlu